Sabtu, 21 Mei 2011

Inilah Alasan Agum Menutup Kongres

Ketua Komite
Normalisasi Agum Gumelar
menilai tepat tindakannya
menutup kongres pemilihan
ketua umum PSSI di Hotel
Sultan, Jumat (20/5/2011),
karena, menurut dia, suasana
kongres berlangsung sangat
emosional sehingga tidak bisa
diteruskan lagi.
Agum menjelaskan, kondisi saat
itu sudah sangat sulit
mempertemukan pendapat.
Sebanyak 78 pemilik suara
PSSI, lanjut Agum, sangat
ngotot untuk mencalonkan
George Toisutta dan Arifin
Panigoro.
"Perdebatan itu sudah
berlangsung beberapa jam dan
suasananya menunjukkan
kalau kami tidak akan bisa
menemukan kata sepakat
sampai sidang digelar dua atau
tiga hari. Apalagi dengan
suasana sangat emosional.
Saya harus segera tutup
karena bila diteruskan, justru
akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Jadi, kondisinya
memang tidak mungkin lagi,"
ungkap Agum saat dihubungi
wartawan, Sabtu (21/5/2011).
Agum berpendapat, usulan
sekelompok pemilik suara yang
menginginkan Komite Banding
memaparkan alasan mereka
meloloskan Arifin Panigoro dan
George Toisutta sangat sulit
dipenuhi. Itu karena FIFA telah
berulang kali menyatakan
Arifin dan Toisutta tidak bisa
maju dalam pencalonan.
"Perwakilan FIFA ada di situ.
Mereka menyatakan, Arifin
Panigoro dan George Toisutta
tidak bisa maju. Kami dari KN
tentu saja tergantung pada
FIFA karena kami melaksanakan
mandat FIFA," tukas mantan
Ketua Umum PSSI itu.
Lebih lanjut, Agum mengaku
sangat sedih dengan apa yang
terjadi di sepanjang kongres.
"Jujur, saya sedih sekali
dengan sidang semalam.
Mereka bilang saya bodoh.
Seumur hidup, baru saat itu
saya dihina dengan cara
seperti itu. Saya melakukan ini
semua untuk kepentingan
bangsa, bukan kepentingan
pribadi atau golongan
tertentu. Karena itu, saya
mencoba sabar," aku Agum.
Kelompok 78 telah menyatakan
bahwa bukanlah pihaknya yang
harus bertanggung jawab atas
deadlock-nya kongres. "Yang
menyalahkan tindakan kami
menutup kongres itu pasti
hanya mereka," ujar Agum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar